Berkain di Era Modern
Mengenakan wastra dalam keseharian sudah terbukti tak membatasi ruang gerak pemakainya dalam beraktivitas. Sama seperti pakaian pada umumnya, wastra juga dapat dikenakan di setiap kesempatan bahkan dipadu dengan item adibusana lain. Seni dalam mengenakan kain terletak pada teknik ikat dan lilitnya. Tak perlu takut melorot, dengan ikatan dan lilitan yang benar, wastra justru dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi diri bagi pemakainya.
Dengan berkain, kita seakan diajak mengkreasikan busana kita sendiri. Bentuknya yang serbaguna menjadikan kain-kain tradisional ini fleksibel untuk dimodifikasi ke dalam jenis pakaian apapun termasuk menjadi atasan, luaran, bawahan, jumpsuit atau bahkan sebagai aksesoris pelengkap gaya. Kesan kuno dan ketinggalan zaman seakan sudah dilupakan. Pasar wastra, kini meluas ke berbagai generasi dan lapisan masyarakat dengan citra baru yang ditimbulkan, yaitu kain tradisional sekaligus fungsional di era yang kini jauh lebih modern.
Melestarikan Industri Kain Tradisional
Mengingat stigma generasi muda yang cenderung lebih suka menjadikan budaya barat sebagai kiblat dan ikonnya, warganet menyambut ajakan berkain yang hadir di tengah kalangan anak muda saat ini dengan respon yang sangat positif. Dengan ramainya peminat kain di era modern, harapan kembali muncul khususnya bagi para pengrajin kain tradisional nusantara yang sempat tergoyah pandemi Covid-19. Sebagai budaya yang diwariskan leluhur, sudah seharusnya wastra dengan bangga dilestarikan.
Pengembangan kain tradisional di sektor ekonomi dan industri kreatif dilakukan juga oleh pemerintah dengan terus menggagas wacana-wacana kolaborasi dengan desainer kenamaan dunia, guna meningkatkan daya saing produk lokal di kancah internasional. Setelah sebelumnya kain tenun Endek dari Bali sukses menyita perhatian berkat kolaborasi bersama Christian Dior di Paris Fashion Week September 2020 lalu, pada hari Senin, 5 April 2021 Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengungkap dirinya tengah menggarap diskusi kolaboratif baru untuk kain tenun tradisional lainnya bersama dengan perusahaan ritel prestisius Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH). “Pagi ini bersama Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Armanatha Nasir, serta perwakilan KADIN, kami gerak cepat menggali potensi untuk kolaborasi berikutnya dengan Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) sebagai perusahaan induk brand-brand ternama dunia,” Tuturnya di Instagram.
Mengingat banyaknya pengrajin yang menggantungkan hidup pada wastra, salah satu upaya pelestarian yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan menjadikan kain tradisional sebagai bagian dari gaya hidup saat ini. “Berkain Bersama” di keseharian tentunya akan memperkokoh eksistensi wastra di era modern. Tertarik menjadi bagian dari upaya pelestarian salah satu warisan budaya Indonesia yang satu ini? Temukan koleksi wastra nusantara terbaik untuk kebutuhan bisnis atau pribadi hanya di Zilingo Trade.